Kokok dan Mereka oleh: IACC ADMIN | Seni Rupa | 9 Tahun lalu
Riva Orista
Kurang lebih seperti itu dapat saya ungkapkan mengenai pameran saudara Kokok Suratmoko tadi malam, kamis 12 12 2013 di Veltrusy. Sekitar jam 18:18 waktu setempat saya tiba bersama bung Alianos Sunarto ditempat pamerannya. Ternyata sudah penuh sesak dengan pengunjung yang diantaranya merupakan warga sekitar, teman, kerabat, anak-anak, dan pecinta seni. Acara pembukaan pameranpun terlaksana sekitar 18:30 waktu setempat. Seorang yang dipercaya untuk memberikan sambutan mengenai pameran tersebut mulai bersua. Dia menjelaskan mengenai pameran tersebut dan sepenggal kisah mengenai sang kreator. Seperti yang biasa terjadi dalam ritus agenda pameran. Setelah kata sambutan selesai dan sang moderator mempersilahkan sang kreator untuk bersua sepatah dua patah kata. Koko Suratmoko merupakan seniman dari jogjakarta dengan sedikit grogi memberikan ucapan terima kasih kepada semuanya yang telah datang, akan tetapi yang menjadi teramat istimewa merupakan ucapan terima kasih yang amat sangat kepada orang-orang yang telah banyak membantu selama dia berada di tanah rantau. Untuk itu juga alasan terbesar pameran ini terselenggara. Yah sang kreator grogi karena dengan daya upaya untuk memberikan ucapan dengan bahasa lokal yang sampai sekarang dia belum begitu fasih, akhirnya dia putuskan untuk menggunakan kata sambutan dengan bahasa yang dia bisa yakni bahasa indonesia. Alih-alih dengan sedikit guyon agar para pengunjung mengetahui bagaimana logat bahasa indonesia, seperti duta bahasa juga Boeng Kokok ini akhirnya (hihihihi….). Menggunakan bahasa indonesia di depan pengunjung yang tentu saja tidak mereka pahami, maka sang istri kreator pun membantu untuk menterjemahkannya. Pameran ini bukan di Indonesia, akan tetapi di sebuah desa (katanya) di Veltrusy 35 menit dari kota Prague, Czech Republic. Ini juga yang menjadi sangat menarik, karena merupakan juga napaktilas seorang kreator, di mana 3 tahun yang lalu dia dan istrinya menikah di tempat tersebut. Tempat yang sama dengan terselenggaranya pameran tersebut. Di antara riuh dialog para pengunjung setelah kata sambutan selesai, saya, bung Kokok dan bung Ali sembari melahap kue-kue khas indonesia, kita berdendang beberapa lagu dari indonesia pula dengan guitar, bongo dan ecrek-ecrek.
Tak lepas dari mana sang kreator berasal tentunya karya figur punakawan hadir pula di pameran tersebut. Sekitar 30 karya terpasang diruangan tersebut dengan bervariasi ukuran. Berbagai tema dia ekpresikan ke dalam lukisannya dan berbagai media. Kanvas, papan skateboard dan kardus tak luput dari media lukis dan kreatifitasnya. Figur di dalam lukisannya pun merupakan respon dari apa sang kreator lihat dan imajinasinya. Seperti beberapa karya yang dia respon dari keikutsertaaannya dalam camping, dia lukis wajah-wajah dari sebagian anak yang ikut serta dalam camping tersebut. Serta tak luput potret seorang president Ceko pun dia respon dalam lukisannya. Serta beberapa parodoks sebuah peristiwa yang tersirat di karyanya mengenai seorang bayi dengan tato di tangan Need Milk, King Aruna, Too Fast To Go merupakan beberapa karya- karya stensil. Ini merupakan hal yang sangat menarik, atau figur-figur imaji dengan paradoks dan background peristiwa yang sangat satire. Serta dalam perbincangannya dengan beberapa berkunjung sang kreator menjelaskan mengenai karyanya dan beberapa ide-ide yang ingin dia lakukan,semoga saja mendapat respon baik dari beberapa audient.
Sangat menarik, suasana hangat dan bersahaja.
Selamat berpameran bung!
Prague 13 12 2013
|